Karakteristik Teater Tradisional - Usai membahas materi tentang tari tradisional, kini admin ingin membahas materi baru, yakni tentang teater tradisional. Pembahasan awal mari kita bahas seputar karakteristik teater tradisional. Seperti apakah itu karakteristik teater tradisional itu? Penjelasannya ada pada artikel berikut ini!
Teater tradisional adalah suatu bentuk teater yang lahir, tumbuh dan berkembang di suatu daerah dan yang merupakan hasil kreativitas kebersamaan suku bangsa Indonesia. Teater tradisional berakar dari budaya daerah setempat dan dikenal oleh masyarakat lingkungannya. Pertunjukan dilakukan atas dasar tata cara dan pola yang diikuti secara tradisional (turun temurun) dari pengalaman pentas generasi tua (Pendahulu) dialihkan/dilanjutkan ke generasi muda (generasi penerus) dan mengikuti serta setia kepada pakem yang sudah ada. Pementasan teater tradisional dilakukan di alam terbuka atau di pendopo yang penontonnya dari berbagai sisi yang terbuka.
Teater tradisional diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Teater Rakyat
Ciri teater rakyat yaitu: improvisasi, sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh-contoh teater rakyat:
a. Makyong dan Mendu dari daerah Riau dan Kalimantan Barat.
b. Randai dan Bakaba dari Sumatra Barat.
c. Mamanda dan Bapangdung dari Kalimantan Selatan.
d. Arja, Topeng Prembon, dan Cepung dari Bali.
e. Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling dan Ketuk Tilu dari Jawa Barat.
f. Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco dari Jawa Tengah.
g. Kentrung, Ludruk, Ketoprak, topeng Malang, Reog dan Jemblung dari Jawa Timur.
h. Cekepung dari Lombok.
i. Dulmuluk dan Sumatra Selatan dan sinrili dari Sulawesi Selatan.
j. Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi dari Jakarta.
2. Teater Klasik
Teater klasik lahir dan berkembang dari lingkungan keraton. Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya), lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Karena lahir dan berkembang dari lingkungan keraton yang sangat menjunjung tinggi tata krama maka sifat teater klasik bersifat fedalistik. Contoh teater klasik: Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek.
Unsur cerita dalam teater klasik bersifat statis, tetapi memiliki daya tarik. Diperlukan kreativitas seorang dalang atau pelaku teater klasik untuk dapat menghidupkan lakon dalam pertunjukan.
3. Teater Transisi
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat, contoh teater transisi:
a. Komidi Stambul
b. Sandiwara Dardanela
c. Sandiwara Srimulat
d. Sandiwara Miss Cicih.
Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa ritual keagamaan, tingkat-tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan, dan kematian), juga hiburan.
Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan, misalnya untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah, dan terjaga dari berbagai gangguan. Ketika panen, sebagai ucapan terima kasih maka dilaksanakan upacara panen. Peringatan tingkat-tingkat hidup seorang (kelahiran, khitanan, naik pangkat, dalam status dan kematian) selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa tarian, nyanyian maupun cerita, dengan acara, tata cara yang unik dan menarik.
Media ekspresi yang dipergunakan berbentuk laku, gerak, suara, dan bunyi yang dilakukan secara terpadu. Wujud pertunjukan tidak hanya dilakukan dengan dialog dan laku tetapi dilakukan juga dengan "gerak" atau menari dan menyanyi, serta diiringi oleh musik yang merupakan kesatuan, untuk lebih mengenali dan memahami teater Tradisional.
itulah pembahasan kami seputar
karakteristik teater tradisional, mudah-mudahan dapat membantu kalian dalam mengerjakan tugas sekolah atau hanya sekedar untuk keperluan menambah wawasan saja.
Belum ada tanggapan untuk "Karakteristik Teater Tradisional"
Posting Komentar